Berita Terbaru

Adanya Dugaan Poktan "Tani Jaya" Desa Kadujangkung Menjual Bibit, LSM GPS BANTEN Minta Dinas Terkait Turun Tangan

 

BewaraNews.com PANDEGLANG | Program Konservasi merupakan salahsatu aitem dari Program Flood Management in  Selected River Basins (FMSRB). Konservasi, melalui penanaman pohon dan pembuatan terasering lahan pertanian untuk mengoptimalkan lahan garapan pertanian.

Kegiatan tersebut merupakan upaya pemerintah untuk mendongkrak hasil panen petani agar lebih memuaskan. serta adanya pemberdayaan kelompok tani melalui pembinaan, pelatihan dan pendampingan kepada kelompok yang sedang mendapat amanah dari pemerintah.

Program kementerian dengan mekanisme on granting  tersebut dilaksanakan di Provinsi Banten yang difokuskan ditiga wilayah meliputi Kabupaten Serang,, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang.

Namun hal diatas, masih menemukan beberapa kendala seperti ada dugaan kelompok tani yang nakal, yang tidak selaras dengan tujuan pemerintah untuk mensejaterakan petani, misalnya ada dugaan praktek praktek busuk yang menghalalkan segala cara guna mendapatkan keuntungan peribadi, seperti adanya dugaan penjualan bibit durian dari program konservasi.

Serta besar dugaan program tersebut tidak tepat sasaran, kerna penanam bibit durian bukan di lahan garapan pertanian area binaan kelompok tani, tapi justru ditanam di area pertanian di lain desa bahkan lain kecamatan.

Praktek tersebut diduga terjadi di kelompok tani "Tani Jaya" di Kampung Kadusimbar Desa Kadujangkung Kecamatan Mekarjaya Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten,

hal tersebut terlihat dari pantauan media BewaraNews.com, Sabtu (25/12/2021).

Otoy selaku pengurus kelompok tani"Tani Jaya" menjelaskan sebenarnya dia tidak bayak tau dalam pelaksanaan  program ini, tetapi kalau masalah penjualan bibit durian dari program dirinya mengetahui.

"Memang kami mengetahui pak, ada bibit duriana dari  program konservasi yang dijual keluar desa keluar kecamatan  dan ditanam di lahan garapan pertanian yang bukan di lokasi lahan pertanian yang di ajukan" kata otoy

Hal senada disampaikan oleh seseorang yang enggan disebut namanya,  yang sedang berkerja di kebun tempat penanaman bibit durian yang di beli dari Kelompok "Tani Jaya" yang sedang mendapatkan progrm konservasi dari dinas.

"Benar pak bibit durian ini dapat beli, beli dari ketua kelompak, tapi saya tidak tau kalau bibit durian ini dari program" jelasnya dengan singkat.

Sementa sampai berita ini ditayangkan Uci Nuryana selaku ketua kelompok tani belum bisa di konfirmasi kerna sulit untuk ditemui selalu menghindar saat dikunjungi media.

Di kediamannya M. Fauji selaku anggota LSM -GPS- BANTEN saat menerima kunjungan media BewaraNews.com menjelaskan.

"Kami sangat menyesalkan dengan ada kejadian seperti itu seharusnya seorang ketua kelompok dalam melaksanakan kegiatan harus transpran, semua anggota juga harus dilibatkan serta siap berkoordinasi dengan semua pihak agar program bisa berjalan dengan baik" ujarnya.

 "Kerna program tersebut selain menyediakan bibit, ada juga penyedian pupuk, biaya ajir dan biaya pelobangan tanah serta biaya perawatan semua itu harus dibagikan sebab sudah menjadi hak bagi setiap anggota kelompok tani" ujar M. Fauji.

"Dengan masih ada kejadian seperti itu, Kami minta kepada pihak terkait untuk turun tangan menindaklanjuti kejadian tersebut, kerna hal tersebut sangat merugikan masyarakat dan juga menjadi barometer kinerja dinas yang disebabkan oleh kurangnya pembinaan dan tidak tegasnya dalam pengawasan dari dinas terkait" tutupnya.(Ardy)

Previous
« Prev Post
Show comments
Hide comments

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *