Berita Terbaru

Pendistribusian Bibit Durian Kepada Poktan Tunas Harapan dan Poktan Jaya Karsa Desa Kaungcaang Diduga Tidak Sesuai Spesifikasi

BewaraNews.com Pandeglang | Pendistribusian bibit durian kepada kelompok tani (Poktan) Tunas Harapan di Kampung Kadu Kasintu Rt. 01 Rw. 02, dan kelompok tani (Poktan) Jaya Karsa Kampung Pasir Rengit, Desa Kaungcaang, Kecamatan Cadasari, yang disuplai oleh Cv. Mitra Saluyu selaku penangkar didugaa tidak sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan dalam kegiatan optimasi lahan pertanian dalam program Flood Management In Selected River Basins (FMSRB).

Kegiatan optimasi lahan pertanian tersebut, merupakan salah satu upaya pemerintah yang bertujuan untuk mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah ada, ataupun merancang, dan membuat lahan pertanian agar berfungsi secara optimal, sehingga mencapai hasil yang lebih maksimal. Namun hal itu sulit untuk diwujudkan jika tidak didukung oleh pihak-pihak yang terlibat dalam program optimasi lahan yang dibiayai dari dana Loan Agreement Asian Development Bank (ADB) tersebut.

Terkait dengan hal tesebut, Bustomi selaku ketua kelompok tani Tunas Harapan saat menerima kunjungan media BewaraNews.com di kediamannya, Minggu (09/10/2022) menjelaskan bahwa pihaknya sudah menerima bibit durian sebanyak 1.900 batang, yang dikirim oleh CV. Mitra Saluyu.

"Sebenarnya kami mengajukan bibit durian sebanyak 2.200 batang (200 batang tambahan untuk pengganti bibit durian yang mati atau layu), tapi kami baru menerima bibit durian sebanyak 1.900 batang, yang dikirim oleh pihak penangkar, jadi masih ada sisa bibit durian yang belum dikirim sebanyak 300 batang lagi ," kata Bustomi.

Ia juga menambahkan, "Bibit durian sebanyak 1.900 batang yang telah dikirim oleh Cv. Mitra saluyu selaku penangkar tersebut, terdiri dari bibit durian jenis montong sebanyak 446 batang, dan bibit durian jenis boxor sebanyak 1.454 batang, jadi hal ini terlihat aneh karena  sesuai dengan komitmen yang kami pesan hanya bibit durian jenis montong saja, kami tidak memesan bibit durian jenis lain"" jelas ketua Poktan Tunas Harapan.

Lebih lanjut Ia menyampaikan, "Karena dari pengiriman bibit durian sebanyak 1.900 batang tersebut, banyak yang bermasalah seperti jenis bibit durian yang dikirim tidak sesuai dengan bibit durian yang kami pesan serta bibit durian tidak dilengkapi dengan lebel sebagai bukti bahwa bibit durian tersebut bersertifikat, sehingga bibit durian terpaksa kami kembalikan lagi kepada penangkar sebanyak 1.162 batang dan kami berharap dapat diganti dengan bibit durian yang lebih baik sesuai dengan pesanan," jelas Bustomi.

Begitu juga dengan Romli selaku ketua kelompok tani Jaya Karsa saat ditemui media BewaraNews.com dikediamannya, Minggu (09/10/2022) menyampaikan bahwa pihaknya sudah menerima bibit durian sebanyak 1.750 batang yang dikirim oleh penangkar CV. Mitra Saluyu.

"Kami sudah nerima bibit durian sebanyak 1.750 batang, tapi kalau yang dipesan oleh Kami sebanyak 2200 batang (200 batang tambahan untuk pengganti bibit durian yang mati atau layu) jadi bibit durian yang belum dikirim oleh pihak penangkar CV. Mitra Saluyu sebanyak 450 batang lagi," kata ketua Poktan Jaya Karsa.

Ia juga menambahkan, "Dari 1.750 batang bibit durian yang telah dikirim memang banyak yang tidak ada lebelnya, tapi baru dipasang lebel setelah sampai di kelompok tani, serta menurut kami bibit durian yang dikirim oleh penangkar tersebut, tidak sesuai dengan contohnya yang pernah kami lihat, karena banyak bibit durian yang berukuran kecil," jelas Romli.

Menyikapi hal diatas, Yusup Al - Ayubi ketua Dewan Perwakilan Cabang Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Keadilan Masyarakat Banten ((DPC- LSM - FKMB) Kabupaten Pandeglang, Senin (10/10/2022) menyampaikan kepada media BewaraNews.com bahwa pihaknya sangat menyangkan adanya dugaan ulah beberapa penangkar yang tidak profesional dan tidak bisa menjaga kometmen.

"Kami sangat menyesalkan ulah penangkar  yang tidak bertanggungjawab, seperti terjadinya pengiriman bibit durian yang tidak dilengkapi dengan Lebel, dan Lebel baru dipasang setelah bibit durian diterima oleh kelompok tani, dan yang lebih parahnya lagi kelompok tani memesan bibit durian jenis montong tapi justru yang dikirim bibit durian jenis Boxor, tentu hal ini akan berdapak pada harga, sehingga besar dugaan akan merugikan kelompok tani dan akan menghambat program pemerintah," kata ketua DPC LSM FKMB..

Ia juga menambahkan, "Menurut kami  Cv. Mitra Saluyu selaku penyuplai bibit durian   harus profesional jangan sampai melenceng  dari Memorandum of Understanding  (MoU)

dan bisa menjaga kometmen kepada setiap kelompok tani, serta menjunjung amanah yang dipercayakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang, sehingga program dapat berjalan dengan baik dan tidak merugikan Poktan seperti ini," jelas Yusup Al - Ayubi.

Lebih lanjut Ia menyampaikan, "Kami juga berharap kepada dinas terkait agar dapat melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) ke beberapa kelompok tani yang diduga bermasalah untuk melakukan pembenahan agar program bisa berjalan dengan baik, karena menurut kami keberhasilan suatu program merupakan barometer kenerja semua pihak yang terlibat dalam program tersebut seperti Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Konsultan, dan Community Fasilitator (CF)/Pendamping," tutup Yusup Al - Ayubi Ketua DPC LSM FKMB. (@Ardy)

Previous
« Prev Post
Show comments
Hide comments

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *