Berita Terbaru

Haul ke-57 Arief Rachman Hakim, Aktifis 66 dan BPPKB Banten Ziarah Ke Makam Pahlawan Tanah Kusir

 


JAKARTA, BewaraNews.Com - Haul merupakan tradisi peringatan kematian seseorang yang diadakan setahun sekali dengan tujuan mendoakan ahli kubur agar semua amal ibadah yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT sekaligus mengenang keteladanan semasa hidup dari tokoh yang diperingati tersebut.

24 Februari 1966 merupakan hari dimana seorang Aktifis bernama Arief Rachman Hakim salah seorang anggota Kesatuaan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tewas tertembak peluru petugas saat hendak menggelar aksi demonstrasi mahasiswa yang menuntut Tritura atas pemerintahan Orde Lama di bawah Presiden Soekarno.

Tragedi berdarah yang menewaskan seorang Aktifis tersebut menjadi duka bagi seluruh Mahasiswa Indonesia, yang akhirnya melahirkan Laskar Ampera Arief Rachman Hakim yang kemudian menjadi cikal bakal dibubarkannya Partai Komunis Indonesia atau PKI dan Lengsernya Pemerintah Orde Lama yang dipimpin oleh Presiden Soekarno.

Dari rentetan sejarah tersebut yang akhirnya menjadikan tanggal 24 Februari menjadi momen bersejarah bagi masyarakat Indonesia terutama para Aktifis yang terus berjuang untuk Bangsa Indonesia.

Pada Jumat, 24 Februari 2023 merupakan Haul ke-57 Arief Rachman Hakim, namun pada momen kali ini terdapat pemandangan yang tidak biasa terlihat di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Dimana Organisasi Masyarakat (Ormas) berseragam hitam hadir berdampingan dengan Aktifis 66 dan Laskar Ampera Arief Rachman Hakim untuk melaksanakan Haul Arief Rachman Hakim.

Ketua Dewan Pimpinan Anak Cabang (DPAC) Cibungbulang Badan Pembinaan Potensi Keluarga Besar (BPPKB) Banten, Kabupaten Bogor, H. Juanda menegaskan jika kedatangannya beserta anggotanya merupakan salah satu bentuk penghormatan bagi almarhum Arief Rachman Hakim beserta Aktifis lainnya yang telah berjuang untuk Bangsa dan Negara sehingga dapat menyelematkan Bangsa Indonesia dari kekacauan dan keruntuhan yang terjadi pada tahun 1963-1966.

"Ini momen yang patut untuk kita kenang, dahulu mereka telah berjuang dengan tumpah darah. Saat ini kita sebagai generasi penerus harus mempertahankan dan memperjuangkan Bangsa ini. Jangan sampai keluar dari dasar Negara kita Yaitu Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945," Tegas H. Juanda.



Menurutnya, perjuangan Aktifis 66 untuk mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia dalam menjaga Kesatuan dan Kedaulatan Republik Indonesia berlandaskan Bhineka Tunggal Ika (Berbeda-beda Namun Tetap Satu) dan Pancasila merupakan pemicu semangat bagi generasi penerus Bangsa dalam menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Semangat ini jangan sampai padam, sebagai generasi penerus kita harus melanjutkannya. Terlebih ini sejalan dengan tujuan BPPKB Banten, tidak menutup kemungkinan kedepan kita akan mengkaderisasi anggota kami dan bergabung dengan Aktifis 66 dengan tujuan membawa Bangsa dan Negara ini kearah yang lebih baik berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945," tambahnya.

Salah seorang Aktifis 66 yang menjabat sebagai Wakil Sekertaris Jendral (Wasekjen) Angkatan 66 mengatakan, saat ini dirinya beserta teman Aktifis lainnya merasa miris dengan situasi yang terjadi dengan Bangsa Indonesia.

Perjuangan untuk membubarkan PKI pada masa lalu hingga pertumpahan darah dan mengorbankan nyawa seakan tidak dihargai.

"Dulu kami berjuang membubarkan PKI dengan tumpah darah dan pengorbanan nyawa. Disini ada jasad yang terkubur, tertembus peluru untuk menyelamatkan Bangsa ini dari kekejaman ideologi PKI yang dapat menghancurkan Bangsa ini. Namun apa yang terjadi, mereka berteriak bangga menjadi anak PKI dan bahkan mereka sudah masuk dan duduk menjadi legislatif," Ungkap Martin selaku Wasekjen Angkatan 66 dengan suara lantang.



Martin juga meminta kepada Pemerintah dan Pemangku Kebijakan di Negara Indonesia untuk dapat memprioritaskan rakyat dalam membuat regulasi dan kebijakan yang berpedoman kepada Pancasila dan Undang-undang dasar 1945, guna menciptakan Persatuan Bangsa dengan memberikan Kesejahteraan dan Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia yang berpedoman kepada Ketuhanan yang Maha Esa melalui Permusyawaratan.

"Kalau kita hanya berdiam diri tanpa bertindak apapun, kita akan menyaksikan Negara ini di hancurkan oleh ideologi yang jauh dari Marwah Negara ini yaitu Pancasila. Untuk itu Pemerintah harus dapat bertindak untuk mewujudkan cita-cita Bangsa ini. Jangan takut, dasar negara kita kan jelas Pancasila yang berpedoman dengan Undang-undang 1945. Jadi lakukan dan wujudkan untuk rakyat Indonesia," Tegas Martin.

Ditempat yang sama mantan Menteri Kabinet Presiden Soeharto sekaligus Politikus Senior yang juga merupakan Aktifis Angkatan 66 Akbar Tandjung terlihat hadir pada Haul ke-57 Arief Rachman Hakim di TPU Tanah Kusir.

Akbar Tandjung sempat menangis dan memeluk nisan rekan seperjuangannya Fahmi Idris dan berharap agar semangat dan cita-cita perjuangan Angkatan 66 terus berkobar dalam membawa Bangsa Indonesia kearah yang lebih baik.

"Saya yakin perjuangan kami hingga saat jni tidak akan sia-sia, cita-cita yang terus kami suarakan akan terdengar dan terwujud oleh generasi penerus setelah kami. Untuk itu kita perlu membidik bibit-bibit untuk meneruskan perjuangan dan pemikiran ini, dengan melihat potensi dan kemampuan yang ada dalam diri mereka," ucap Akbar Tandjung.

Seperti diketahui Aktifis Angkatan 66 telah berkiprah selama 57 tahun dalam mengawal perjalanan Bangsa Indonesia. Untuk itu diperlukannya regenerasi dalam organisasi agar dapat menciptakan bibit-bibit penerus Bangsa yang dapat membawa Bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik melalui pemikiran-pemikiran kritis yang menjunjung tinggi Pancasila dan berpedoman kepada Undang-Undang 1945.

(Fin/Red)

Previous
« Prev Post
Show comments
Hide comments

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *