Serang, BewaraNews.Com
- Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Selain bertanggung jawab atas
anggota kelompok, ia juga harus menjadi pribadi yang penuh solusi. Seperti apa
kriteria pemimpin yang baik dalam ajaran Islam. Hal Tersebut di Sampaikan KH Raden
Muhammad Yusuf Prianadi Pimpinan pondok pesantren TQN AL Mubarok Kecamatan
Cinangka, Kabupaten Serang di kediamannya, Jumat (16/03/2023).
Menutnya
Islam telah mengatur segala aspek kehidupan manusia, termasuk seperti apa dan
bagaimana cara untuk menjadi seorang pemimpin yang baik seperti yang di
contohkan Sosok Rasulullah SAW adalah uswatun hasanah atau teladan terbaik kita
dalam mempelajari kepemimpinan dalam Islam.
Karakter
Pemimpin Berdasarkan Sifat Rasulullah, Sifat dasar manusia yang terbentuk sejak
lahir memang sulit untuk diubah.
Namun, dalam
proses pembentukan karakter diri, sebenarnya kita bisa membentuk karakter
seperti apa yang kita inginkan, Salah satu caranya adalah dengan mengendalikan
diri saat mengambil keputusan dan bertindak.
Sosok pemimpin
yang baik, yang diajarkan Nabi Muhammad SAW :
Shidiq:
benar atau jujur
Sifat ini
menjadi salah satu sifat paling utama yang harus ada dalam diri seorang
pemimpin. Karena jika seorang pemimpin pernah ketahuan berbohong, maka
pengikutnya akan menunjukkan mosi tidak percaya. Perpecahan dan pertempuran
internal akan menjadi senjata yang dapat menghancurkan kelompok itu sendiri.
Amanah:
dapat dipercaya
Masih
berkaitan dengan sifat shidiq, para pemimpin yang tepat adalah sosok yang dapat
dipercaya. Dengan begitu, ia akan mendapat pengikut setia yang selalu mengikuti
arahannya dalam mencapai tujuan tertentu. Rasa saling percaya yang tinggi ini
membuat kelompok tersebut menjadi sangat kuat untuk menghadapi rintangan di
masa mendatang.
Fatonah:
pintar atau cerdas
Karena
pemimpin adalah sosok yang diikuti, maka kemampuan dan kecerdasannya menjadi
hal penting yang tidak boleh diabaikan. Ia adalah sosok yang bertanggung jawab
memimpin eksekusi perencanaan yang telah dirancang. Jika pemimpin tersebut
tidak memiliki kemampuan yang handal, bisa-bisa program tersebut berhenti di
tengah jalan.
Tabligh:
terbuka dalam menyampaikan informasi
Sifat
tabligh adalah menyampaikan informasi yang benar dan tidak menyembunyikan hal
buruk dari rakyatnya. Sifat ini berguna sebagai transparansi kepemimpinan yang
baik dan bersih. Dengan begitu, masyarakat akan merasa lebih percaya dan
mengikuti arahan pemimpin tanpa menimbulkan banyak gejolak.
Syarat
Menjadi Pemimpin
Selain
memiliki karakter seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW,
syarat-syarat yang harus dimiliki pemimpin yang baik. Allah SWT telah
menegaskan empat syarat kelayakan seseorang untuk ditunjuk sebagai pemimpin
dalam hal apapun. Keempat syarat yang tersebut antara lain:
Beriman
kepada Allah dan beragama Islam yang baik.
Dalam QS
Yusuf ayat 55, terdapat dua macam sifat yang harus dimiliki oleh seorang
muslim, yakni hafizhun ‘alim.
Kata
hafizhun berarti seseorang yang pandai menjaga. Sifat pandai menjaga ini
merujuk pada seseorang yang memiliki integritas dan kepribadian yang kuat.
Dengan rasa tanggung jawabnya, sang pemimpin akan terus berupaya
mensejahterakan rakyat yang ia jaga, bukan malah memperkaya diri sendiri.
Sedangkan
alim adalah sosok yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang baik. Menjadi
pemimpin harus memperkaya ilmunya agar dapat membuat perencanaan strategi yang
baik, serta memberikan solusi di saat yang genting. Jika pemimpin tidak paham
apa-apa, orang yang jahat dapat memanipulasi keputusannya untuk menyengsarakan
rakyat.
Kedua, rajin
melaksanakan sholat.
Meski tampak
sepele, tetapi syarat ini penting untuk menjadi bahan pertimbangan dalam
memilih pemimpin. Sebab, sholat merupakan barometer akhlak setiap manusia saat
menjalani kehidupannya. Jika amalan sholatnya baik, maka rasa tanggung jawab
akan terbangun dengan sendirinya.
Pemimpin
yang tidak pernah meninggalkan Tuhan merupakan pemimpin terbaik. Karena dengan
begitu, ia juga tidak akan meninggalkan anggota/rakyatnya meski keadaan
terdesak sekali pun. Pemimpin tersebut akan selalu melaksanakan perintah Allah
SWT dan menjauhi larangan-Nya dengan tegas.
Ketiga,
gemar melakukan zakat dan sedekah.
Jika seorang
pemimpin rajin berzakat dan bersedekah, insyaAllah dirinya tidak akan melakukan
korupsi. Karena ia tahu bahwa Allah sudah menjamin rezekinya dan membuatnya
merasa cukup dengan apa yang telah ia peroleh saat ini.
Melakukan
zakat dan sedekah juga berarti bahwa ia paham betul mengenai hak-hak orang lain
yang terdapat dalam hartanya. Ia tidak serakah dengan menikmati seluruh
hartanya sendiri, melainkan memberikan hak tersebut agar dapat menikmati rezeki
tersebut bersama-sama.
Keempat,
suka berjamaah dan bergaul dengan masyarakat.
Pemimpin
yang suka bergaul dengan masyarakat sebenarnya sedang mencari tahu kesulitan
apa yang dihadapi oleh orang-orang yang ia pimpin. Dengan memperhatikan
anggota/rakyat, ia dapat membantu mencari jalan keluar dari masalah mereka.
Menjelang
Pemilu 2024, Abah Yusuf yang juga merupakan Pimpinan Majelis Ta’lim dan Dzikir
Thoriqoh Qodariyah Naqsabandiyah Banten mengajak masyarakat untuk tetap menjaga
ukhuwah islamiyyah dan persatuan bangsa.
“Mari kita
jaga persatuan Indonesia khususnya Banten dan jangan terprovokasi oleh
pergerakan Politik identitas, Hoax ujaran kebencian di masyarakat dan media
sosial”.
« Prev Post
Next Post »